Selasa, 09 Februari 2010

JUVE BAKAL ROMBAK MANAJEMEN

Jean-Claude Blanc akan mundur dari kursi presiden, dan Alessio Secco diganti.
Juventus berencana melakukan perubahan manajelen secara menyeluruh, dengan menjadikan Marcello Lippi sebagai presiden, Oktober mendatang.

Tuttosport melaporkan dewan direktur Bianconeri akan diganti, karena dianggap bertanggung jawab atas keterpurukan tim. Juventus mengalami kemunduran meski telah berinvestasi cukup besar di pasar transfer.

Juve dipastikan mengakhiri musim ini tanpa gelar. Mereka tidak mungkin lagi mengejar Inter Milan di Serie A, gagal mencapai babak sistem gugur Liga Champions, dan terlempar dari Coppa Italia.

Perekrutan kembali Roberto Bettega sebagai vice-general manager disebut-sebut sebagai tahap awal rencana yang disebut rekonstruksi.

Tahap kedua dan ketiga adalah menurunkan Jean-Claude Blanc dari kursi prsiden, dan memberinya peran chief executive, dengan tugas operasi finansial.

Ada pula rencana mendatangkan Beppe Marotta, Giorgio Perinetti, atau Pantaleo Corvino, yang dikenal sebagai pakar transfer. Salah satunya akan menggantikan Alessio Secco sebagai direktur olahraga.

Berikut merupakan sosok yang memimpin Juventus bangkit setelah kasus calciopoli:

1. Giovanni Cobolli Gigli
Coboli Giovanni Gigli (lahir 4 Januari 1945 di Albese con Cassano) adalah mantan presiden Juventus Football Club. Ia memiliki gelar sarjana bisnis dari Universitas Bocconi. Mengawali kariernya dibidang pemasaran untuk sebuah perusahaan farmasi multinasional, pada tahun 1973 ia bergabung dengan perusahaan Turin S.p.A
Pada September 1980, ia menjadi asisten eksekutif CEO Editorial Fabbri Group. Ia menjadi General Manager perusahaan itu pada tahun 1984 dan sebagai RCS Group menjadi pemegang saham dari Fabbri Editorial Group, pada tahun 1991, ia merupakan CEO dari sektor buku Rizzoli. Pada November 1993, ia bergabung dengan grup penerbitan Mondadori dan menjadi CEO perusahaan induk Editore Arnoldo Mondadori S.p.A, serta Direktur dari banyak perusahaan lain dalam group. Pada November 1994 ia pergi dan menjadi CEO dan General Manager dari Rinascente Group. Ia bertaha di sana sampai Juli 2005.
Pada tahun 2003, ia menjadi Ketua Federdistribuzione, dan dia juga menjabat Wakil Ketua dan Direktur Confcommercio, posisi yang ditinggalkan di akhir tahun 2005. Ia juga anggota Dewan Direktur Alpitour (sampai April 2007) dan Auchan (sampai Oktober 2007) dan anggota Direktorat dan Wakil Ketua UPA (Associated Periklanan Badan). Pada saat ia duduk di Dewan Direksi ICE (Institut Nasional untuk Perdagangan Luar Negeri) dan Federdistribuzione.
Sebagai upaya bangkit dari kasus calciopoli, Cobolli Gigli diangkat menjadi Presiden Juventus. Dari 2006-2009 dia membentuk "Triade" baru bersama dengan Jean-Claude Blanc (GM) dan Alessio Secco (Direktur Sport).

2. Jean-Claude Blanc
Jean-Claude Blanc (lahir pada tanggal 9 April 1963 di Chambéry, Perancis) saat ini adalah Presiden Juventus FC. Dia memegang gelar Sarjana Pemasaran dan Bisnis Internasional dari CERAM Universitas di Nice (Perancis).
Antara 1987 dan 1992 ia Direktur Penjualan dan Pemasaran dan Pembukaan dan Upacara Penutupan Direktur untuk Albertville Olimpiade di Perancis, dan kemudian ia meraih gelar MBA di Harvard Business School. Antara 1994 dan 2000 ia menjabat General Manager/CEO di Amaury Sport Organization, perusahaan yang memiliki fasilitas olahraga di Perancis dan yang mengatur kegiatan olahraga utama di Perancis (Tour de France, Paris/Roubaix ras, Parigi/Dakar ras ).
Antara tahun 2001 dan Juni 2006, ia merupakan General Manager/CEO Federasi Tenis Perancis (FFT) dan orang yang bertanggung jawab mengorganisasi Perancis Terbuka (Roland Garros), Paris Master Series dan turnamen tenis Piala Davis.
Sebelum menjadi Presiden pada bulan Oktober 2009, ia adalah General Manager di Juventus FC, setelah mengambil peran dalam kebangkitan dari kasus Calciopoli ketika administrasi sebelumnya mengundurkan diri. Blanc sudah berfokus pada peningkatan kesehatan keuangan tim, sementara sudah kuat, ia telah mengembangkan stadion baru untuk Juventus yang akan menjadi tim pertama di Italia untuk dimiliki dan dioperasikan oleh klub. Blanc telah menyatakan berkali-kali bahwa stadion adalah masa depan Juventus, meningkatkan pendapatan dan jiwa baru dari tim.

3. Alessio Secco
Alessio Secco adalah direktur sepak bola Italia bagi klub Italia Juventus. Secco lahir di Turin pada tanggal 5 Januari 1970. Alessio Secco dipromosikan ke posisi saat ini setelah mantan direktur Luciano Moggi dipecat setelah skandal Calciopoli.
Secco bergabung dengan Juventus pada tahun 1999 sebagai sekretaris pers, tapi mulai bekerja sebagai tim manajer pada tahun 2000, langsung di bawah Luciano Moggi. Dia memperoleh posisi saat ini pada tanggal 23 Mei 2006.
Alessio Secco telah berada di bawah kritik terus-menerus oleh penggemar Bianconeri karena kegagalannya dalam membeli pemain kelas atas. Dia bertanggung jawab untuk pembelian pemain seperti Tiago Mendes, Sergio Almiron, dan Jean-Alain Boumsong (selama musim 2007-2008) dari semuanya itu hanya Tiago tetap di klub. Selama jendela transfer bulan Januari, ia menandatangkan Mohamed Sissoko dan Guglielmo Stendardo, yang terakhir pada kesepakatan pinjaman. Sejak Juni 2008, Secco telah membuat pembelian Amauri, Dario Knezevic, Olof Mellberg, Albin Ekdal dan Christian Poulsen. Selama musim 2009-2010 Secco juga mendatangkan Diego Ribas, Felipe Mello, Fabio Cannavaro, Fabio Grosso serta meminjam Jose Martin Caceres dari Barcelona, yang mana dua nama paling awal dibeli dengan bandrol lebih dari 20 juta Euro, namun belum mampu mengangkat prestasi Juventus namun malah lebih sering menjadi pemain yang paling dikritik permainannya (mungkin karena Juventus memang tidak pernah cocok dengan pemain-pemain dari amerika selatan, sehingga walaupun Diego dan Mello bermain sangat baik untuk tim sebelumnya namun tidak di Juventus).
Pada bulan Desember 2007, Secco dituduh memiliki percakapan dengan mantan bos Luciano Moggi, sementara Moggi masih dikenakan larangan aktif dari sepak bola selama lima tahun. Pada bulan Februari 2008 Secco diduga berbicara kepada wakil-wakil dari Genoa. Bulan Februari 2009 Secco memperpanjang kontraknya dengan Juventus hingga 2011.

Bisa dilihat bahwa sebenarnya orang-orang yang membawa Juventus keluar dari krisis karena Calcipoli merupakan orang yang sangat minim pengalaman dalam bidang sepakbola (kecuali Secco yang pernah menjadi “murid” langsung dari Luciano Moggi. Berharap pemegang saham Juventus untuk melalukan pembenahan dalam susunan pengurus Juve, dangan menggantikan pihak-pihak yang dirasa kurang kompeten dengan para “ahli” dalam bidangnya terutama untuk posisi Directur Olahraga Klub, sehingga Juve dapat kembali menemukan bentuk permainannya yang sesungguhnya serta memilih pelatih yang dapat mengembalikan Lo Spiritto Juve!

Senin, 25 Januari 2010

SEKILAS INFO JUVE

Marchisio Absen Tiga Pekan
Gelandang Juventus ini dilaporkan mengalami masalah pada pahanya.
Oleh MT Rizky
26 Jan 2010 01:43:00
Kekalahan yang telah dialami Juventus saat melawan AS Roma akhir pekan kemarin ternyata masih menyisakan satu masalah. Gelandang Bianconeri Claudio Marchisio dilaporkan absen hingga tiga pekan gara-gara cedera paha yang dialaminya saat tampil melawan Giallorrossi.

Dari hasil MRI scan yang dilakukan Senin (25/1) waktu setempat, staf medis Juventus menyatakan Marchishio paling cepat baru dapat kembali lagi beraksi di lapangan hijau dalam waktu 20 hari ke depan.

Kabar ini tentunya akan membuat pemain berusia 24 tahun ini kehilangan beberapa pertandingan Seria A Italia serta kesempatan tampil melawan Inter Milan di ajang Coppa Italia. Selain itu lagi, dia akan absen juga pada laga Liga Europa melawan Ajax, 18 Februari mendatang.

Luciano Moggi Desak Presiden Juve Mundur
Mantan direktur umum Bianconeri ini menyebut telah terjadi 'inkompetensi' manajemen di tubuh Juventus.
Oleh MT Rizky
26 Jan 2010 00:48:00
Kekalahan demi kekalahan yang telah dialami Juventus telah menyulut bara di dada Luciano Moggi. Mantan direktur umum Bianconeri itu menyebut telah terjadi 'inkompetensi' manajemen di tubuh Si Nyonya Tua. Ia juga mendesak agar presiden Jean-Claude Blanc meletakkan jabatannya karena dinilai telah gagal.

"Juve harus membayar harga yang mahal atas ketidakmampuan dan inkompetensi para direkturnya," Moggi berkata gusar kepada Gold Sport.

"Bisa dilihat bagaimana para pemain tak bisa nyaman dan mereka tampak begitu kehilangan kepercayaan diri. Klub ini sidah tidak mempunyai lagi sebuah acuan yang bisa memberikan pengaruh."

"[Direktur olahraga Alessio] Secco harusnya kembali saja berperan sebagai pelatih, sedangkan Blanc harus secepatnya mundur. Dan jika Blanc pernah mengatakan manajemen sepakbola itu jauh lebih mudah daripada yang pernah dipikirkannya, sepertinya dia sedang memikirkan tentang tim yang lain."

"Mereka telah menghancurkan sebuah tim yang pernah menjadi tim terbaik di dunia ketika pengorganisasian serta kompetensinya dijalankan dengan baik."

Kegusaran Moggi ini terjadi setelah Juve dipermalukan AS Roma pada laga di hadapan publiknya sendiri akhir pekan lalu pada laga lanjutan Serie A Italia. Ia juga merasa kesal karena raksasa asal Turin ini telah mengalami kegagalan dengan menuai enam kekalahan dari delapan laga tandang terakhirnya.

City & United Kian Mendekat Ke Buffon
Kiper Juventus ini dilaporkan sudah tidak lagi betah di klubnya.
Oleh MT Rizky
26 Jan 2010 00:36:00
Manchester City dan Manchester United dilaporkan tengah bersaing untuk mendapatkan kiper Juventus Gigi Buffon. Dua klub Liga Primer Inggris ini mencoba memanfaatkan situasi psikologis Buffon yang dikabarkan sudah tidak lagi betah bertahan di Turin.

Berdasarkan laporan Tuttosport, Buffon telah kehilangan semangatnya setelah kekalahan Juventus melawan AS Roma pada laga Serie A Italia akhir pekan lalu.

"Selalu saja melalui serangan balik. Wah rasanya sudah cukup. Saya tak dapat menerima ini lagi," keluh Buffon saat melintasi lorong Stadio Olimpico usai pertandingan yang berkesudahan 2-1 untuk kemenangan Roma.

City sendiri dilaporkan telah mengajukan penawarannya untuk mendapatkan Buffon sejak tahun lalu. Sementara pelatih United Sir Alex Ferguson sangat membutuhkan jasa Buffon sebagai pengganti dari kiper utamanya Edwin van der Sar.

Selain kedua klub Liga Primer ini, Bayern Munich dilaporkan juga terus memantau setiap kemungkinan yang terjadi untuk bisa membawa pergi Buffon dari Juventus.

Sodorkan Kontrak Baru, Juventus Belum Menyerah Boyong Hiddink
Hiddink adalah pilihan paling realistis Juve.
Oleh Gunawan Widyantara
25 Jan 2010 23:48:00
Juventus dilaporkan mengajukan tawaran kontrak baru pada Guus Hiddink untuk menggantikan Ciro Ferrara.

Sports Life mengklaim Si Nyonya Tua telah meningkatkan tawaran gaji menjadi €5 juta per musim meningkat €1.5 juta dari tawaran sebelumnya dua pekan lalu yang ditolak Hiddink yang meminta gaji tidak kurang dari €7 juta.

Laporan ini memperkuat kabar yang menyebutkan dewan direksi Bianconeri kehilangan kesabaran pada Ferrara dan mereka sedang mencari solusi cepat.

Dilaporkan juga Federasi Sepakbola Rusia terbuka terhadap spekulasi ini karena mereka ingin mendatangkan pelatih dengan gaji yang lebih rendah dari Hiddink. Sebuah sumber di Turin bahkan menyebut Hiddink adalah target yang paling realistis bagi Juventus.

Spekulasi ini bertentangan dengan laporan lainnya yang menyebutkan Juventus lebih memilih untuk mendatangkan pelatih sementara yang akan bertugas hingga bulan Juni.

Mello: Nantikan Kebangkitan Juventus
Pemain Brasil itu menawarkan solusi.
Oleh Gunawan Widyantara
25 Jan 2010 22:38:00
Gelandang Juventus Felipe Melo mengutarakan keyakinan Si Nyonya Tua mampu melewati badai cedera pemain dan segera bangkit dari keterpurukan.

Tekanan meningkat terhadap Bianconeri dan spekulasi pergantian pelatih Ciro Ferrara terus meningkat. Namun Melo menegaskan para pemain harus melihat jauh ke depan dan meninggalkan pola pikir negatif.

"Kami mampu mencari jalan keluar dan bangkit," katanya pada FIFA.com.

"Juventus adalah tim besar yang berisikan pemain hebat. Kami harus mulai meraih kemenangan."

Melo ingin melakukan hal tersebut secepat mungkin dan berharap Juve mampu menemukan formula tepat dan bereaksi positif.

"Setelah beberapa tahun tidak menikmati Scudetto, harapan besar itu muncul. Kami harus memperlihatkan respon positif di tengah lapangan," tambahnya.

"Kami tahu untuk mencapai hal tersebut sangatlah sulit, tetapi semua pihak harus tenang. Saya yakinkan kami akan bangkit dari situasi buruk ini."

Sementara itu Bianconeri memastikan Claudio Marchisio akan absen selama 20 hari karena mengalami masalah pada otot.

Sky Sport Italia juga mengklaim Alessandro Del Piero, Amauri, Diego dan Paolo De Ceglie diragukan tampil di ajang Coppa Italia melawan Inter karena terkena flu.

Moggi Sarankan Juventus Tarik Wenger
Manajer Arsenal itu dinilai sebagai orang yang pantas mengisi kursi pelatih Juventus saat ini.
Oleh M Yanuar F
25 Jan 2010 17:55:00
Di saat manajemen Juventus kebingungan mencari pelatih baru pengganti Ciro Ferrara, mantan manajer umum Luciano Moggi memberi saran bagus.

Juventus diminta untuk menarik Arsene Wenger dari Arsenal untuk menempati kursi Ferrara, yang gagal mengangkat performa tim sejak menjabat sebagai allenatore akhir musim lalu.

"Satu-satunya orang asing yang saya lihat akan memberikan hasil bagus di Juventus adalah Arsene Wenger, yang mana sempat akan bergabung menggantikan Marcello Lippi di tahun 2004, tapi kemudian Fabio Capello membebaskan dirinya dari Roma dan semua berakhir seperti yang Anda semua tahu," ungkap Moggi kepada Studio Stadio, Senin (25/1).

"Wenger adalah manajer yang sempurna untuk memulai lagi semuanya, meski dengan manajer yang dimiliki Juventus saat ini," tegasnya.

Moggi menilai Wenger bisa meningkatkan kepercayaan diri pemain yang saat ini sudah runtuh karena sejumlah hasil buruk.

* from goal.com/id-ID/

Jumat, 22 Januari 2010

Ciro Ferrara

Ciro Ferrara (lahir 11 February 1967) adalah mantan pemain sepak bola Italia dan saat ini menjadi manajer Juventus. Dia mengawali karir sepakbola di Napoli dan kemudian di Juventus sebagai pemain belakang (bek tengah dan bek kanan).



Career

Lahir dari Napoli, Ferrara mengawali karirnya di klub kota kelahirannya Napoli sebelum pindah ke Juventus pada tahun 1994. Ia menjadi kapten segera setelah bergabung dengan tim, dan segera menjadi salah satu yang paling berpengalaman dan pemain berpengaruh dalam tim, memenangi tujuh gelar Serie A (lima dengan Juventus, dua dengan Napoli – tidak termasuk gelar Serie A 2004-05 yang dicopot dari Juventus pada tahun 2006 karena skandal pengaturan pertandingan), dua gelar Coppa Italia (satu dengan masing-masing tim), tiga gelar Piala Super Italia (dua bersama Juventus, satu dengan Napoli) dan beberapa kompetisi Eropa (termasuk UEFA Champions League, UEFA Cup, Piala Intercontinental dan Eropa Super Cup). Ia mencetak sala satu dari gol Napoli ketika mereka memenangkan Final Piala UEFA 1989.

Sebelum tahun 2000, Ferrara memainkan peran penting dalam Juventus 'backline, menjadi bek berpengalaman dan mendominasi line up saat itu. Sempat menjadi kapten tim, meskipun kemudian diambil alih oleh sesama pemain Italia Alessandro Del Piero. Tahun 1996-97, merupakan salah satu musim terbaik bagi Ciro, ia mencetak empat gol di 32 kompetisi Serie A, dan memainkan delapan cap di Timnas Italia. Ironisnya, pertandingan profesional pertamanya saat di Napoli, adalah bermain melawan Juventus (itu adalah hasil imbang 0-0). Dia pensiun dari sepak bola setelah Musim 2004-05.

International

Bagi Italia, Ferrara secara total telah bermain 49 kali dan bermain satu permainan masing-masing di Piala Dunia 1990 dan Euro 2000. Meskipun Ferrara merupakan pemain yang hebat di klub namun tidak di level Timnas Italia walaupun dia memiliki caps yang cukup banyak. Ada dua alasan untuk ini: Pertama-tama, Italia memiliki sejumlah pemain kelas dunia lainnya dalam posisi yang sama. Seperti: Franco Baresi, Alessandro Costacurta, Mauro Tassotti, Pietro Vierchowod, Riccardo Ferri, Giuseppe Bergomi, Paolo Maldini, dan kemudian Fabio Cannavaro serta Alessandro Nesta. Kedua, Ferrara sering mengalami cedera. Seperti saat persiapan Italia ke Piala Dunia 1998 di Perancis. Ferrara, berusia 31 pada saat itu, berada di puncak kariernya, dan baru saja mengalami tiga musim hebat di Juventus. Dalam 96-97 dan 97-98, ia menjadi bek terbaik di Italia, dan ia adalah seorang regular dalam line-up Italia. Namun, beberapa minggu sebelum Piala Dunia Ferrara mengalami cedera serius sehingga memaksanya melewatkan turnamen tersebut dan digantikan oleh Nesta. Sejak saat itu, Ferrara adalah pemain cadangan untuk Italia (dan juga untuk Juventus), sedangkan Cannavaro meneruskan untuk mencapai status legendaris. Jika Ferrara tidak menderita cedera ini, banyak yang percaya dia akan menjadi salah satu bintang di Perancis '98, karena ia sedang berada di puncak kariernya. Untuk alasan ini, ia tidak begitu dikenal di luar negara asalnya, tetapi di Italia ia dianggap sebagai salah satu pemain terkemuka dalam jajaran bek hebat Italia.

Coaching career

Ciro Ferrara adalah bagian dari staf teknis Italia untuk Piala Dunia FIFA 2006. Setelah Piala Dunia, ia bergabung menjadi bagian dari staf Juventus mengikuti jejak mantan rekan setimnya Gianluca Pessotto, dengan Ferrara menjadi kepala sistem pembinaan pemain muda, sebagian besar berurusan dengan aspek-aspek organisasi akademi Juve. Pada Juli 2008 Ciro Ferrara mengambil UEFA Pro badge berikut pembinaan pelatihan di Coverciano, Florence.

Setelah Juventus Claudio Ranieri dipecat menyusul serangkaian tujuh pertandingan tanpa menang di Seri A musim 2008-09, Ferrara diangkat menjadi pelatih kepala sementara Juventus pada 18 Mei 2009 untuk dua minggu yang tersisa dari musim, dengan tujuan mempertahankan tempat kedua di liga, dan kemungkinan ditunjuk pada secara penuh waktu untuk jangka waktu yang lebih panjang. Dalam dua pertandingan sebagai manajer sementara, ia memimpin Juventus dua kali menang (melawan Siena dan Lazio) dan mengantar Bianconeri ke posisi runner-up liga. Berdasarkan hasil ini, ia muncul sebagai calon kuat untuk posisi Juventus 'Head Coach untuk musim 2009-10. Pada tanggal 5 Juni 2009 Juventus secara resmi mengumumkan pengangkatan Ciro Ferrara sebagai pelatih kepala permanen untuk musim 2009-10.


Player achievements

Napoli:
• 2 Serie A: 1986-87, 1989-90
• 1 UEFA Cup: 1988-89
• 1 Coppa Italia: 1986-87
• 1 Italian Super Cups: 1990
Juventus:
• 5 Serie A: 1994–95, 1996–97, 1997–98, 2001–02, 2002–03
• 1 Champions League: 1995–96
• 1 Intercontinental Cup: 1996
• 1 European Super Cup: 1996
• 1 Coppa Italia: 1994–95
• 4 Italian Super Cups: 1995, 1997, 2002, 2003
• 1 Intertoto Cup: 1999

Coaching achievements
Italy:
• FIFA World Cup: 2006 FIFA World Cup (as assistant manager)
• Serie A: Juventus 2009 (as Head Coach)

Managerial statistics
Statistics correct as of January 17, 2009.




* From Wikipedia, the free encyclopedia

Kamis, 21 Januari 2010

SEBUAH CERITA DARI DEL PIERO: MENGGUNAKAN BAJU BERNOMOR 7



Ketika aku masih kecil hanya ada Padova dan belum bernama Padova saat itu. Sebuah daerah bernama Basilica of Sant’Antonio, memiliki lapangan yang penuh dengan merpati, dimana aku melakukan kunjungan sekolah bersama orang. San Vedimiano hanya berjarak sekitar 77 km dari Padova, namun bagiku itu merupakan perjalanan yang sangat jauh.



Saat ini ketika aku kembali mengingatnya, aku sadar jika 77 km itu merupakan jarak yang sangat jauh antara masa kecil yang akan aku tinggalkan untuk menjadi seorang pria. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku berada jauh dari rumah, hanya mengikuti kemana arah bola, yang tak pernah meninggalkanku sendirian. Aku berumur 13 tahun, dan kostum bernomor punggung 10 di Juventus masih dikenakan oleh Zavarov, dan aku belum memilikinya, tak pula di Padova, aku bermain di tim muda mereka, dan pada saat itu aku mengenakan nomor 7 di bajuku, nomor yang sama ketika aku memenangkan piala dunia di Berlin.

Aku menghabiskan 10 tahunku di Padova, 10 tahun sebagai seorang pemuda yang meninggalkan keluarganya di San Vendemiano, dengan sebuah harapan, keberanian, antusiasme dan ambisi didalam hatinya. Serta keinginan kuat untuk bermain. Aku melihat hal itu seperti aku menginginkan untuk menjadi bagian dari dunia, namun bagiku jalan yang aku tempuh benar-benar sesuatu yang besar, karena itu merupakan tanda perpisahan.

Ibuku masih ingat ketika aku pertama kalinya pergi dengan kereta api dan ia memberiku banyak saran: “Jangan terlalu dekat dengan orang lain dan berhati-hatilah”, aku berganti kereta di Mestre dan disana aku harus menunggu kereta selanjutnya selama 30 hingga 40 menit. Kemudian, orang tuaku datang untuk menjengukku di Padova dan giliranku untuk mengajari mereka: “Berhati-hatilah di Mestre saat membeli karcis.” Ibuku berkata pada saat itu dan ia sadar aku telah beranjak dewasa. Aku tumbuh dewasa dengan orang lain, berbagi flat yang jaraknya tak jauh dari Stadion Appiani. Dan disini pula aku melewati berbagai macam tantangan, dari tim muda ke Allievi dan akhirnya ke Primavera.



Kejadian yang sama juga terjadi di tim nasional: U16, U17 (ini kejuaraan dunia pertama dalam karirku di Montecatini, aku melakukan debut saat melawan USA melewati 2 hari disana dengan temperature yang tinggi, dan aku gagal mengambil pinalti di depan Pele yang saat itu duduk di tribun), dan akhirnya U18. Aku ingat dengan jelas di laga mingguan melawan tim utama di tahun itu, ketika aku menghadapi pemain-pemain hebat seperti Albertini, Di Livio, Maniero, Benarrivo, dan Galderisi.



Disana aku belajar untuk memahami, bahwa aku dapat berkompetisi. Pada tanggal 15 Mei 1992, di Giovanni Celeste Stadium, aku mengenakan kostum Padova melakoni debut pertamaku di Serie-B di pertandingan melawan Messina, dengan Bruno Mazzia sebagai pelatih di sisi lapangan. Terlepas dari itu, hari itu aku benar-benar merasakan emosi dari gol pertamaku sebagai pemain professional, satu-satunya gol bagi klubku, tanpa kostum Juventus. Pada tanggal 22 November 1992, Mauro Sandreani kembali menurunkanku untuk bermain melawan Ternana dan aku mencetak kemenangan 5-1. Nomor bajuku saat itu 16 (ngomong-ngomong, berapa jumlah 1+6?)

* dari milist juvenistina@yahoogroups.com